Sabtu, 11 September 2010

Me and My Memory 3 " Antara sebuah rasa dan sifat "


        Cinta memang sulit dimengerti. Selama 15 tahun, hidupku kelam, gelap, sunyi, sepi tanpa rasa yang diagung-agungkan oleh para penghuni dunia. Tapi kini, hidupku berubah. Hidupku terasa damai, dan selalu merasakan kesenangan. Seperti riak air di gelombang pasang. Tetapi masalahnya, karena sudah selama itu hidup tanpa cinta, aku merasakan sebuah gejala penyakit cinta bagi orang kuper yaitu malu-malu kucing...wkwkwk. jauh darinya aku rindu, dekat dengannya aku malu. 
         Sempatku berfikir, apakah Allah SWT. itu adil?. Aku tidak pernah berharap, bahkan berdo'a untuk sebuah rasa cinta tapi Allah berikan itu.Sedangkan banyak orang diluar sana yang berharap bahkan berdo'a demi sesuatu yang mereka inginkan, tetapi Allah menunda do'a tersebut.
         Rasa ini memang sulit untuk diterjemahkan. jauh didalam mata batinku aku bahkan tidak melihat kekurangan ataupun kekurang sempurnaan dari dirinya. Ini memang hal aneh, mengingat aku adalah seorang pencela yang mencari-cari kekurangan orang lain sedikit apapun itu. harus kuakui mulutku tak bisa kujaga dengan baik. Pernah suatu saat aku mengomentari penampilan seseorang, Zoelkarnain namanya. Ia bukanlah orang yang alim seperti yang sering kulihat dimasjid-masjid. tetapi gaya berpakaiannya yang sok alim itu mengundang mulutku untuk berkata " ehhmm, cak kealeman. Alem bawah tiang, apan nak maleng ngulukan urang. " Alem bawah tiang, apan nak maleng ngulukan urang artinya hanya alim atau agamis di dalam masjid saja, tetapi untuk urusan mencuri dia yang mengajak orang lain ). 
         Keesokan harinya, akupun memulai jurus ampuh menghadapi ejekan temanku yaitu bungkam seribu bahasa. tetapi tak disangka Ayu, sang gadis pujaanku, juga mengejekku. Tepatnya pada pelajaran ekonomi. ekonomi memang terkenal dengan catatan yang menggunung. Karena aku adalah tamatan pondok pesantren yang telah terbiasa dengan catatan banyak, mestinya aku bisa menghadapi masalah ekonomi ini. Tetapi entah kenapa, Hari itu tanganku malas bergerak. Lalu akupun meminta temanku yang merupakan teman dekat Ayu untuk mencatat pelajaran tersebut di buku catatanku. Tiba-tiba si Ayu datang sembari mengambil bukuku dan langsung mencatatkannya untukku. Dengan refleks, akupun mengambil buku tersebut seraya berkata " Ah, tidak usah, biarlah kucatat sendiri. ". namun tanpa disangka ia berkata sambil tersenyum " Tidak apa-apa, sini biar kucatatkan untukmu. Aku kan suka padamu. ". Ohhhh...betapa girang hatiku walaupun teman-teman didekatku tertawa lebar sambil bersorak " hhhuuuuuuu....". Dengan terpaksa akupun memberikan buku catatanku itu kepadanya. tetapi ada satu hal yang mengganggu pikiranku. Senyuman itu membuatku merasa seperti sedang di permainkan. Senyum itu bukan senyuman cinta sebenarnya yang datang dari dalam hatinya. Senyum itu seperti senyum teman-temanku kepadaku disaat aku ketahuan cinta kepadanya. Persis sekali.




To Be Continue.....

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar