Selasa, 06 November 2012

Inikah Rusuk-ku?





Sepertinya cocok
Kelihatannya pas
Nampaknya sesuai
Namun bimbang berputar-putar, berlari-lari, seakan betah, menantiku jatuh

Tapi harus diakui
Kuasa bimbang itu memang tak terbantah
Bagaimana ia meyakinkan otak tentang pendapatnya
Bagaimana ia membujuk hati untuk menutup pintunya
Bagaimana ia membuat masa depan terlihat nyata
Padahal,
WHO knows?

Kuputuskan menunggu
Kuikrarkan menanti
Tapi sampai kapan?
Sehari? Sebulan? Setahun? Selamanya?

Apakah benar kali ini memenag tulang rusuk-ku?
Apakah benar kali ini tidak akan tertukar?

Terlalu banyak rusuk yang telah dibongkar pasang
Terlalu banyak darah yang mengalir akibat gesekan
Terlalu sakit
Terlalu pahit

Salah langkah membuat semuanya hancur
Salah terka membuat semuanya lebur
Tertiup waktu
Hilang
Tak tampak
Namun terasa
Pasti ada
Pasti ada


Why Always ME, GOD!





Selalu Begini
Pasti sama
Tak pernah berlainan
Tiada beda

Apa yang salah dengan diriku?
Apa yang membuat sebelah mata mereka enggan menatap?
Wajahku?
Hartaku?
Tingkah lakuku?
Penampilanku?
Semuanya?

Ayolah, Tuhan
Koleksi ini semakin banyak
Gubahan ini kian bertambah
Serpihan ini tak dapat dipecah lagi

Semuanya berakhir tragis
Bertambah miris
Berlumur tinta pena
Menari-nari didalam kepala

Lupakanlah
Tak selayaknya kuperbincangkan kepada mereka

The Girl with The Broken Smile





Lihatlah dirimu
Kau lebih bersinar dari yang lain
Namun,
Senyum itu
Terlihat keterpaksaan
Seperti menangis dibalik simpul sahaja
Seperti disembunyikan tetapi terlihat nyata
Berlagak gembira padahal berduka

                                                                Keyakinan
                                                                Hanya sedikit keyakinan
                Keyakinan bahwa kau diciptakan berbeda
                Keyakinan bahwa kau diciptakan tak sama

Sabtu, 03 November 2012

PIKIRKANLAH




“Apa yang akan kau sembah jika nantinya orang tuamu telah tiada?”
Pertanyaan yang nampak sederhana ini
Duduk diam di bangku tinggi
Tepat disamping kenangan indah akan senangnya berkumpul dirumah

                                                Nampak sederhana
                                                Belum selesai pertanyaan itu kudengar
Langsung terbersit pemikiran
“Sampai matipun tak akan kupindah akidah ini”
“Sampai matipun tak akan kulepas keyakinan ini”
Sungguh yakin
Tegar, tak goyah

Tapi tidakkah kau rasa sulit?
Tidakkah kau pikir sukar?
Malu membuatmu berpaling sedikit demi sedikit daripada-Nya
Mungkin tanpa kau sadari
Kuulangi sekali lagi
Tidakkah kau rasa sulit?
Tidakkah kau pikir sukar?

Dengan Ayahanda dan Ibunda tercinta disisi
Mudah sekali tuk bilang “Aku Yakin”
Hanya mudah untuk meyakinkannya
Sangat-sangatlah sulit untuk merealisasikannya
Bahkan ketika Ayahanda dan Ibunda tercinta disisi

Bagaimana jika Mereka telah tiada
Apa yang akan kau sembah nantinya?
THINK ABOUT IT



MELODI PAHAM




Tak ada yang berderik malam ini
Tak ada yang tersenyum sekarang
Tak akan ada
Tak akan pernah
Semuanya tak sepantasnya menerima kesalahan itu terlalu cepat

Kusimpul senyum kebahagiaan
Kucoba mengumpulkan puing-puing kepercayaan itu
Kuyakinkan untuk maju selangkah
Memaksakan diri untuk berkutat dengan penderitaan
Merayakan kegagalan yang tengah tertawa lebar
Meratapi kemenangan yang sedang duduk termenung

Keselarasan otak dan hati jadi poros raga yang tengah tergeletak ini
Namun mereka kerap berseteru
Membuat semuanya bertambah runyam
Membuat semuanya terlihat di luar kemampuan

Namun melodi ini kembali muncul
Melodi kemerdekaan yang membawaku menari menghentak hati
Melodi yang kembali memberikan harapan palsu
Namun tetap berhasil membuat semangat memacu langkah kakinya

Perlahan dan tak pasti
Terangkat ditiup angin
Terbuang di kumpulan lumpur
Pelarian terindah di atas kertas kusam membawaku menuju sebuah paham
Yang seharusnya kupegang erat, keras, tak terlepas, terpaku, tak kan goyah

Bahwasanya :

PENOLAKAN ADALAH CARA TUHAN UNTUK MEMBERITAHUMU BAHWA KAU SEDANG BERJALAN KE ARAH YANG SALAH