Minggu, 26 September 2010

Me and My Memory 8 " My Almost Perfect "

           Mulanya rasa cintaku kepada Shella kusimpan rapat-rapat, kukubur dalam-dalam jauh di ujung hatiku yang gelap. Namun hal itu diketahui Salam ketika aku menggambar wajah Shella di buku catatanku. Mulanya Salam hanya tersenyum melihat sesosok wajah anggun di buku catatanku. namun, lama-kelamaan ia mulai mengejekku samapi hal ini diketahui oleh Oki' (bukan nama sebenarnya), temanku yang duduk di depan kami. Darisanalah aku kembali merasakan seperti orang gila, disemangati, diteriaki, diejek, dan ditertawakan karena mencintai seseorang. Namun entah kenapa, aku merasa sangat senang ketika diejek dan ditertawakan seperti itu. Mungkin karena dengan diejek dan dan ditertawakan seperti itu, Shella akan mengetahui bahwa tersimpan sebuah rasa dalam hatiku yang tak perlu kuungkapkan secara langsung kepadanya.
           Pertanyaan yang sama, bagaimanakah reaksi Shella saat baru mengetahui bahwa ada sesosok makhluk sederhana yang mencintainya? Jawabannya sederhana sekali. Cukup dengan senyum...wkwkwk
Ya, dia hanya tersenyum. Senyum yang bahkan mungkin bisa mengirim sekelompok orang menuju surga...hehehe. Andai para pembaca bisa melihat senyum dari bidadari yang satu ini, aku dapat pastikan anda semua akan menjadi seperti para tamu Zulaikha yang memandang ketampanan Nabi Yusuf yaitu mengiris tangan sendiri, tanpa sadar tentunya....wkwkwk.gak nyambung.
           Oh ya, apakah anda semua ingin tahu mengapa aku sering memanggilnya My Almost Perfect? kisah itu dimulai dari saat pertama aku mengenal facebook. Salah satu jejaring sosial paling terkenal saat itu. Karena hanya ada dia dalam pikiranku, jadi mengapa tidak jika aku menambahkan ia sebagai teman. Awalnya biasa saja, sampai kuberanikan diriku untuk mengomentari salahsatu photo di album fb nya. Didalam photo tersebut ia tersenyum. Sungguh menawan dengan balutan baju hijau berlengan panjang dan jilbab putih yang terkesan elegan. Isi komentar tersebut adalah " Almost Perfect ". Namun tanpa sengaja, komentar tersebut diketahui oleh sekelompok temanku yang langsung menjadikan komen tersebut adalah komen terbaik sepanjang masa....wkwkwk.narsis. Keesokan harinya berita tersebut semakin meluas keseluruh isi kelas. Mereka yang terdiri dar Iden, fadhli, Etu, bahkan Iim pun menjadi seperti sosok menakutkan bagiku. Tetapi lama kelamaan aku menjadi terbiasa dengan hal tersebut karena pada dasarnya kuakui mereka menyemangatiku untuk membuatku semakin memberanikan diri untuk mengatakannya langsung kepada Shella. Bukan untuk mempermainkanku...wkwkwk.yakin nian....hehehe








To Be Continue.....

Artikel yang berkaitan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar